Tempat Sampah

Monday, January 23, 2012 Standy Christianto 0 Comments

BENDA yang paling langka di desa ini adalah TEMPAT SAMPAH. Hampir setiap sudut rumah di desa ini tidak ada tempat sampah. Tempat sampah dalam bentuk apapun tidak ada. Kalaupun ada, itu juga cuma sekedar tempat sampah non permanen, alias kantong kresek, atau kardus rombeng.

KALAU menemukan tempat sampah, yang benar - benar dikhususkan sebagai penampungan sisa hasil rumah tangga, rasanya saya belum pernah melihatnya di depan rumah. Hampir semua sampah menumpuk di samping rumah, namun yang paling sering adalah di belakang rumah.

LALU, dimana mereka biasa membuang sampah rumah tangga ? Ya, itu tadi, di belakang rumah ! semua sampah yang ada di rumah, dibuang kebelakang rumah. Dibiarkan menggunung, kemudian dieksekusi dengan cara dibakar.

Me – manage  sampah dengan cara dibakar memang tidak dianjurkan oleh ahli kesehatan lingkungan. Parahnya, tidak hanya  desa ini yang melakukan hal itu. Semua desa se-kecamatan yang saya tahu juga melakukan hal yang sama.

INI masalah bersama. Sebenarnya, keadaan ini bisa dipecahkan bersama – sama dengan aparatur kecamatan, desa, dan mahasiswa yang KKN seperti saya. Saya yakin kordinasi akan lebih mudah jika mengunakan aji mumpung KKN. Ya, paling tidak menyediakan lahan untuk penampungan sampah sementara di desa. Atau lebih idealnya menyiapkan tempat pembuangan akhir tingkat kecamatan  atau gabungan kecamatan.

SAYA pikir cara itu akan menjadi peninggalan berarti bagi seluruh warga desa , daripada sibuk dengan proker penyuluhan lingkungan sehat.  Program yang sekali jalan, lalu habis ditelan angin.

DI paragraf  terakhir ini, saya mau kasih alasan mengapa hal itu sulit terjadi. Karena saya dan mungkin yang lain, terlalu sibuk dengan proker sendiri.  Dan tolak ukur dari proker adalah NILAI. Tidak lebih dari itu.



You Might Also Like

0 komentar: