Gagal dan Harapan,

Friday, August 16, 2013 Standy Christianto 0 Comments


Sesuatu yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Tapi apa yang bisa diandalkan ketika  di depan  tidak kelihatan..?

Saya masih ingat, padahal itu entah berapa tahun yang lalu. Suatu hari yang berat. Ketika berada di titik nadir paling bawah. Saya bertemu dengan cover sebuah buku, “seorang samurai mempersiapkan dirinya untuk mati, justru seringkali malah musuhnya yang mati”. Buku ini tentang berani gagal. 

Bicara tentang kematian, kehilangan, dan kegagalan sering dilarang. Manusia dibiarkan termotivasi habis – habisan agar penuh dengan imaji semu kalau hidup ia akan baik – baik saja. Dibalik itu, buku keberhasilan laku keras. Acara motivasi punya rating tinggi. Film bercerita tentang kebahagiaan mudah dicari. Lalu siapa yang sadar, suatu saat ia akan gagal ?

Kita lebih suka berharap dengan cerita tentang orang kaya raya, pasangan yang saling jatuh cinta, keluarga yang baik – baik saja, apa pun yang membuat kita  terbang di awang – awang. Kita lupa sebagai manusia,  ia juga akan gagal.

Manusia cukup beruntung. Saya lebih suka bilang beruntung. Harapan diciptakan untuk mereka yang berani hidup. Manusia beruntunglah yang dapat hidup. Yang lainnnya bisa mati. Tapi mengapa kita dibiarkan hidup?

Karena ada harapan. Manusia yang akan mati besok pun dibiarkan berharap. Harapan akan selalu timbul buat mereka yang ingin tetap hidup sehari lagi.

Manusia tidak boleh lupa, ia akan mengalami kesalahan terbesar dalam hidupnya. Tapi ia butuh harapan. Harapan ibarat celah kecil saat berada di lorong panjang yang gelap. Jika ia punya harapan ia akan berjalan, entah sedikit demi sedikit atau berlari kencang (jika masih ada energi).

Siapa yang setia dengan perkara kecil, ia yang pantas mendapatkan perkara yang besar. Harapan seperti  sehelai benang, siapa yang mampu menggulungnya perlahan agar tidak kusut adalah mereka yang setia.

bagi saya, adanya hari ini,  karena ada harapan hari kemarin.  Jika ia mensyukuri hari ini, lakukan terbaik dari apa yang bisa dihadapi. Sehari demi sehari.





You Might Also Like

0 komentar: