Proses,

Monday, December 08, 2014 Standy Christianto 0 Comments

Kadang kamu tidak tahu kapan harus berhenti. Angkuhkah itu namanya ? jika suara kecil yang menyuruhmu untuk hentikan langkah, tapi malah kamu suka dengarkan suara lain, suara yang lebih keras untuk tetap berjalan. Entah ini hasrat, nurani atau keangkuhan, atau kamu bisa jelaskan kata lainnya?
Kadang kamu tidak tahu kemana langkah akan membawamu pergi. Dan aku sedang memastikan ini bukan mabuk anggur, yang menghilangkan kesadaran, yang haus oleh kemabukan dan ketidaksadaran. Aku juga sedang mengecek, jangan juga karena meminum air asin. Semakin haus jika terus-terusan diminum.
Proses yang terlalui akan terus dilalui. Dalam hidup, proses adalah keniscayaan berlapis. kadang ia menjelma dalam niat baik dan akal sehat. lalu ia bisa jadi ukiran yang paling manis dalam benda yang hidup. Yang terus menerus membuat lebih hidup. Tapi Ia juga ukiran yang menyakitkan. bahkan dalam ketiadaan perasaan, bisa membuat sakit.
Interaksi yang dibangun antar manusia dalam bangunan sistem yang terlahir dari percakapan visi dan misi yang telah memabukanku. Ia menjelma dalam nadi yang memerah bersama dengan ambisi. Keluar seperti lava yang memerah, memanas, dan membara. Ambisi bersama dalam kapal yang berperang di tengah lautan. Bersama – sama sekumpulan orang yang bisa baik atau tiba- tiba buruk
Mungkin saja. Aku akan menunggu sampai terduduk di bahu jalan, kemudian menghela napas yang terengah. Siapa tahu ada waktu yang akan menjawab, saat ia bersama-sama kelelahan dan keletihan. Mungkin saja bertemu resiko. Aku terjatuh dan tersesat. 
Aku juga percaya, dalam prosesnya masing-masing manusia, tidak sama dan selalu punya caranya sendiri. Aku tidak menampik ada suara yang parau, lalu membuat jeda pikiran untuk mengunyah kembali atas sebuah pilihan untuk terus maju. Yang jadi soal, mereka bicara keadaan seakan setiap orang sama rata. Padahal aku rasa tidak.
“Tuh kan, kamu sedang tidak mendengarkan suara kecil yang membuatmu berhenti,” Pertanyaan itu akan mengular panjang, dan berjeda-jeda. Tapi adakah seorang pelari yang sembarangan berlari ? atau seorang petinju yang sembarangan memukul ?
Sebagai manusia, aku berhitung. Memilih berjalan maju, berproses dan mengambil tanggung jawab lagi bersama sekumpulan visi. Aku namakan ini fragmen kecil dari sebuah proses yang lalu. 



You Might Also Like

0 komentar: