HAMBAR
Hidup itu seperti roda, kadang diatas kadang dibawah. Sebenarnya, saya tidak setuju dengan teori itu. Menurut saya, hidup adalah yang terbaik. Tidak pernah, diciptakan satu hari pun, hidup yang terburuk. Selalu yang terbaik.
Ironisnya, saya dan mungkin sebagian orang, kerap kali merasa berada di posisi yang paling rawan. Berada dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Saya coba menerangkan kondisi tersebut, yang di “bawah” tadi. Mungkin posisi tadi bicara soal perasaan yang lemah dan tidak bergairah dalam melakukan sesuatu. Atau dapat juga didefinisikan kegagalan dalam memenuhi harapan pribadi.
Kurang lebihnya, ya berada di posisi yang tidak menguntungkan.
Lalu berada di posisi yang di “atas”, adalah yang baik, yang “untung”. Rasanya, tidak perlu bicara panjang lebar tentang kondisi ini. Saya kira sudah tahu maksudnya. Intinya, berlawanan dengan kondisi yang tadi.
Saya mengibaratkan sebuah film, yang “bawah” adalah tokoh ANTAGONIS, yang “atas” adalah tokoh PROTAGONIS.
Sebagai penikmat film, tentu saya lebih suka protagonis. Tokoh ini selalu memilki karakter yang baik, selalu menjadi pelepas dahaga di padang pasir. Pemain yang ditunggu-tunggu oleh banyak penikmat film. Karakter ini yang didambakan oleh semua orang. Rasanya, enak sekali menjadi dirinya.
Nah, jika bicara yang ANTAGONIS. Pikiran saya selalu yang terbayang bahwa tokoh ini adalah biang kerok di sebuah cerita. Dalam hati, saya mengumpat-umpat kepada tokoh ini : kenapa tokoh ini muncul. Kan, lebih bagus jika tokoh ini tidak ada.
Karena umpatan itu, saya jadi berkhayal. Yang tadinya sebagai penikmat film, alias penonton. Sekarang menjadi sutradara.
Sebagai sutradara, saya punya ide untuk mengunakan tokoh protagonis. Tidak perlu tokoh ANTAGONIS!.
Kemudian, saya berpikir bagaimana caranya untuk membuat film tanpa ada yang buruk2nya, tanpa ada adegan kontra antar pemain. Semua pemain tidak saling bertengkar. Mereka baik – baik saja.
Sangat sulit mengawali cerita. Tidak ada yang dapat dijadikan bahan cerita. HAMBAR.
0 komentar: