Pilihan,

Tuesday, October 15, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Kembali pada sebuah pilihan. Hidup akan jalan terus, sampai ketemu persimpangan. Tidak ada pilihan lain selain memilih. Saya mau jalan ke kanan atau ke kiri. Saya selalu berusaha mengingat segala sesuatu yang mendasari sebuah perjalanan di kota ini. Kemudian saya juga harus mengulanginya lagi.

Pergulatan pilihan terjadi. Saya memiliki banyak pilihan setelah semuanya selesai. Pergi meninggalkan kota kecil ini atau menetap sampai menemukan jalan lain.

Suatu saat kota ini bisa saja membunuh saya dengan kebosanan. Atau bisa pelan – pelan dengan penyesalan. Atau saya akan mati kelaparan. Atau mati karena sakit hati.

Entah bagaimana pun saya juga harus memilih, bukan ? Ibarat menaiki seekor harimau, mau turun juga akan dimakan harimau, mau tetap  di atas punggung juga resiko dimakan harimau. Saya memilih berjuang untuk tetap bertahan dengan segala isinya. Sampai saya bisa menemukan keyakinan lain.

Ayah saya, juga pernah bicara sebuah pilihan.  Ia memilih berkerja sendiri daripada kerja untuk orang lain. Ia memilih untuk tetap membuka toko kecil untuk menghidupi keluarganya daripada menerima tawaran bekerja untuk orang. katanya, atas dasar kebebasan. Baginya, kebahagiaan adalah soal kebebasan memilih dan berkehendak bukan bekerja untuk orang lain.  

Pilihan akan membuat manusia makin menjadi manusia saat benar – benar menghadapi ketidakpastian. Kemudian ia harus berpikir keras untuk berhitung ke depan. Ia akan mengunakan segala otaknya, segala kemungkinan terburuk, berhitung dengan segala ketidakmungkinan. Jalan pikirannya akan mengular, seperti benang kusut. Sejak saat itulah, manusia bisa bebas menentukan pilihannnya.

Mungkin bukan untuk waktu lama tapi cukup untuk mencari panggilan atas pertanyaan. Dengan segala pertimbangan, tempat ini akan menjadi saksi  segala pertanyaan yang (belum) ada jawaban. 





You Might Also Like

0 komentar: