Euforia Kemenangan
Aku harus berterimakasih kepada Pemilik semesta dan segala
isinya, karena Dia yang memberikan kesempatan untuk menikmati proses yang
berjalan waktu demi waktu diantara kegalauan demi kegalauan. Hampir kehabisan
tenaga aku dibuatnya , tapi menyerah bukan lah pilihan untuk mereka yang sudah
berani mempersiapkan kekalahan. Akhirnya, doa itu pun dijawab.
Ini tahun baru, dan doaku didengar. Aku merasa menjadi orang
yang paling beruntung di dunia. Bahwa akhirnya titik terang itu kelihatan.
Labirin waktu yang sempat membuatku bingung, ternyata punya jalan keluar.
Paling tidak, aku telah mengakhiri doa terbaikku, dan mulai membangun doa lagi.
Terimakasih Pemilik semesta untuk segala kesempatan. Entah
Bagaimana aku mengucap syukur. Lidahku kelu dan pikiranku melambung ke
belakang, kekuatan yang bersumber dari kekuatiran malah menjadi kesenangan
tersendiri. Terimakasih semesta.
Mulai sekarang, aku tidak miliki ambisi sehebat kemarin. Aku
akan mengikuti alur dan angin yang berhembus, kemana angin itu membawa pergi.
Aku tidak punya lagi keinginan yang memuncak selain menjalani hari – hari ini
lebih teliti dan detail mempersiapkan mimpi dan imajinasi yang ada.
Aku ingin menjadi pribadi yang tidak pernah lelah mengucap
syukur. Proses ini menyadarkan bahwa, “setia pada proses” itu lebih baik dari
apapun. Mungkin aku beruntung, punya rekaman atas proses itu, sehingga aku bisa
melihatnya dengan penuh antusias untuk waktu yang telah lewat, karena tidak ada
fragmen waktu yang terjadi sepotong.
Posisi pada titik ini adalah konsekuensi atas keberadaan setiap bagian
yang selalu terkait : orang – orangnya, gagalnya, lelahnya, kegalauannya, dan
semuanya yang memberikan kekuatan untuk terus hidup.
Setiap tahun punya ceritanya masing – masing, dan kiranya
tahun ini menjadi tahun yang terbaik dari sepanjang tahun yang lalu, karena
tahun ini menjadi tahun yang menggenapi pertanyaan – pertanyaan yang lalu,
kekuatiran yang lalu, juga ketakutan yang lalu.
0 komentar: