Rapat
Ruangan itu
tampak besar. Meja sengaja disusun melingkar dengan microphone di meja, menandakan itu ruang rapat. Suasana pun tampak
tegang. Maklum, itu rapat petinggi lembaga pendidikan tinggi.
Disisi lain,
siapapun yang baru pernah disana akan merasa nyaman. Sandaran kursinya tinggi
dan empuk. Ruang pendingin pun memanjakan suhu sekitarnya. Sampai – sampai
peserta rapat sesekali tertidur.
Di tengah kedinginan, pikiran saya melesat jauh ke belakang , dalam hati muncul pertanyaan, apakah rapat – rapat penentuan bayaran kuliah sebelumnya juga seperti ini?
Rapat dibuka
dengan perbandingan nilai nominal uang kuliah di beberapa universitas lain. Layar menunjukkan bayaran tertinggi sampai
terendah. Saya tidak melihat biaya kurang dari 3 jt/semester disana.
Mudah-mudah saya tidak salah melihat bahwa biaya termurah adalah 4 juta. Saya pikir, itu representatif dari bayaran
kuliah Perguruan tinggi negeri di Indonesia saat ini.
Namun saya tidak
habis pikir dengan respon petinggi – petinggi lembaga pendidikan ketika meilhat
layar tersebut. Saya juga tidak bisa menebak alasan mengapa pemimpin rapat menunjukan biaya perguruan
tinggi lain di awal rapat. Yang saya
tahu, setelah itu mereka mulai menentukan ragu – ragu dengan membandingkan
nominal biaya kuliah tempat lain.
0 komentar: