Kau dan Mimpi,
Halo Kau dan Mimpi,
Bukankah ada dimensi waktu
yang mengikuti manusia. Kesejarahanlah
yang mampu dipakai oleh manusia itu sendiri. Berkaitan dengan dimensi
kesejarahan itu, maka hidup manusia terbentang dalam tiga kurun waktu : masa lalu,
masa kini dan masa depan. Masa yang telah berlalu, masa yang telah dilalui dan
masa yang akan dilalui.
Dan masa kini sejatinya adalah
selaput tipis antara masa lalu dan masa depan.
Hari - hari ini aku memahami
bagaimana manusia berhak berkeinginan di masa depan. Entah begitu mengasyikan
hidup dalam imaji ke depan. Kau yang disana, yang sering kali bicara tentang
mimpi, apakah kamu takut lagi bermimpi ?
Apakah aku tidak juga cukup
menjelaskan setiap orang pantas untuk memiliki keinginan masa depan ? Entah
mungkin terlalu lama kita berbincang hal basi. Sehingga kamu pun muak dengan
itu. Atau aku sudah menjenuhkan untukmu.
Halo Kau dan Mimpi,
Sudah lama tidak bertemu untuk
sekedar bersendau gurau atau apa pun itu. Salah aku mungkin yang tidak bisa
mengajakmu pergi selain dunia yang penuh dengan ambisi.
Aku ingin sekali bertemu. Aku
punya cerita. Aku punya kamar baru ukuran kecil. Kamar ini sangat dingin. Tapi
tidak apa – apa. Hanya saja aku baru sadar kalau dingin bisa membuat menggigil
dan mengilu. Aku bisa melakukan apa pun disini termasuk meneruskan membaca buku
yang telah lama aku beli. Atau menuliskan ini sambil mengilu. Mengilu karena rindu.
Halo Kau dan Mimpi,
Aku baru saja pulang melewati
jalan dan kafe itu. Seingatku, pertama kali kita bertemu, aku melihat matamu berkelindan dengan lampu kekuningan di
malam itu. Entahlah mengapa ingatan pertamaku adalah itu. Mungkin banyak yang
dilakukan tapi aku hanya ingat itu. Kedua yang aku ingat adalah buku. Bagaimana
aku tidak ingat , buku esai bahasa inggris itu ada masih
di sampingku ketika tidur. Buku itu juga selalu aku ingat karena mimpi. Mimpiku
untuk bisa cas-cis-cus berbahasa inggris. Buku itu yang membuatku semangat berlari
kencang.
Entahlah mungkin aku yang terlalu
basi mengajakmu berlari. Sehingga kamu asik dengan yang lain. Kamu terlalu sibuk mungkin. Tidak
ada satu pun alasan untuk mengganggumu. Jika aku mengganggu atau tidak, kamu
pun bisa mengusirku secara diam -diam. Aku tidak akan tanya alasan, karena aku
harus mengerti.
Atau aku yang tidak sadar kalau
aku yang terlalu sibuk mengurusi para pelacur. Kalau pun aku terlihat
sibuk, tetap saja makan dan tidurmu yang ada di pikiranku.
Halo Kau dan Mimpi,
Segala apa pun yang mengingatku,
lagu adalah yang paling aku ingat. Aku memutarnya berulang kali sampai aku
terlelap hingga terjaga dari tidurku, sekedar melihat pesan singkat pengantar
tidur, memastikan apakah kamu sudah terlelap, kemudian aku tidur lagi. Seingatku lagu itu
tanda optimisme kalau ada ketenangan dalam setiap langkah di pagi hari. Mungkin
aku pernah bercerita, rumah adalah tempat yang paling nyaman buatku. Lagu itu
mewakili itu. Perasaaanku begitu tenang dengan lagu itu.
Oh iya, entah bagaimana caramu
mengingat aku, aku cukup beruntung, aku bisa pergi ke tempat itu lagi sekedar melihat
senja di sore hari. Aku masih mengingat jelas, mungkin pasir pantai membantuku
mengingat senyummu bermain air, maaf bukannnya aku tidak ingin melihat air dan
riangmu bercampur kemudian membasahi celanamu. Aku tidak ingin kamu menggigil
karena masuk angin, karena aku harus mengantarmu pulang dengan motorku.
Ya, motor yang memalukan itu. Ketika
mengajakmu pergi lalu rusak di jalan atau mogok karena aku lupa mengisi bensin.
Halo Kau dan Mimpi,
Aku bisa mengingatmu dengan
jelas, tanpa alasan apapun. Sejujurnya kamu boleh tidak mengingatku tapi kau
harus terus bermimpi dan berkeinginan. Percayalah semesta akan membantu yang
terbaik datang menghampirimu.
0 komentar: