Ketulusan,

Wednesday, October 16, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Apakah yang dicari dari segala perasaan yang meluap ? yang mengebu dengan segala rasa di ubun-ubun. Aku mencari ketenangan dalam keheningan. Dimanakah tenang itu ? Aku mencari di atas kasur ditemani dengan lagu – lagu menggugah optimis. Dimanakah itu ?

Ketenangan itu muncul dari pertanyaan : mengapakah saya terlalu menuntut banyak hal ? Bukankah berjanji untuk menemani tanpa pamrih. Ternyata ada pamrih yang membuat tidak tenang. Perasaan balasan penghargaan yang setimpal.

Siapakah aku ? lalu kemudian menuntut banyak hal. Kesalahan pria dilahirkan dengan segala rasionalisasi karena khilaf dengan perasaannnya. 

Selalu ada ketenangan dalam sebuah ketulusan. Ketulusan tidak meminta apa pun dari sebuah keberadaan. Tidak meminta apa pun, bahkan balasan. Ketulusan tidak punya alasan untuk pemaksaan.

Sesuatu yang abstrak, selalu dapat diuji. Seperti Kepercayaan, kesetiaan dan pengorbanan yang saya kagumi. Begitu juga dengan ketulusan.

Pembelajaran yang belum saya pelajari adalah soal ketulusan. Ketulusan tidak memberi ruang pembalasan. Ia lahir dari dalam hati kemudian memberi kepada suatu yang berharga.

Lakukan yang terbaik untuk apa pun yang bagimu berharga. Begitulah kira – kira pembuktiannnya.

Maaf untuk segala permintaan keberadaan atau kebutuhan. Maaf untuk segala apa pun untuk penghargan diri. Maaf untuk segala perdebatan soal pilihan. Maaf untuk segala tuntutan jeda waktu.

Aku ingin tenang menikmati hari – hari ini. Dengan segala apa yang telah berikan. Atas nama ketulusan terhadap penghargaan atas keberadaanya. Terima kasih atas segala hal. Terima kasih dengan atas nama apa pun.      
   

You Might Also Like

0 komentar: