Lagi,

Friday, January 03, 2014 Standy Christianto 0 Comments

Aku tidak bisa tidur karena ingatan. Geliat darah mengalir kencang. Aku melambung jauh ke belakang, mengular panjang berputar tidak karuan. Diriku mengindentifikasi apakah ini benar benar lakilaki.  Aku lemah tidak karuan. Aku  dibawa tubuh yang berisi ingatan.

Aku duduk di atas pasir. Aku rasakan hangat lembayung senja. Sengaja aku tak bergerak. Memilih diam. Memilih tak bergerak. Tidak mau diganggu dengan hembusan pasir. Aku punya deburan ombak yang berisik. Juga binatang kecil yang membuat lubang sembunyi.

Aku makin tidak tahan. Aku rengkuh pasir yang lama kelaman keluar dari sela-sela jari. Aku mengenggam keras, tapi makin habis pasirnya. Aku menahan ingatan. Jangan keluar. Jangan. Tetap saja mata memaksa perhatikan detail lanskap pantai, mencari gerak gerik yang sudah usang.

Rasio melawan, alasan tidak pantas. Aku bukan siapa siapa. Bagaimana pantas untuk mengingatnya. Laiknya air yang terus menerus menuju bibir pantai, masuk ke pori lama-lama mengendap, semakin lama membumbung. Tidak  kuasa menahannya. Ia jadi kubangan sejadijadinya.

Maaf, lakilaki ini merindumu lagi. Maaf.

You Might Also Like

0 komentar: