Orang Gila
RAMBUTNYA gimbal tidak terurus. Tatap matanya kosong. Bercelana pendek tidak berbaju. Mukanya cemong penuh kotoran. Badannya dekil. Ia duduk tepat di depan pintu gerbang, menutup jalan masuk.
SAYA mengerutkan dahi. Aneh.
SAYA baru pulang dalam keadaan capek, setelah pulang dari kampus, dari jauh saya melihat dengan heran, pria itu berjongkok di depan rumah. Orang itu memang asing. Dan saya rasa juga memang bukan orang waras. Saat itu malam tepat di tengah, hampir berganti hari. Karena baru saja saya pulang dari kampus, berkutat dengan berita.
SAYA yakin ia memang orang gila. Saya tidak berani masuk ke rumah, akhirnya juga saya memilih menunggu. Lagi pula jalanan sepi. Tidak ada orang. Saya tidak mau ambil resiko, tiba – tiba orang itu berontak, dan teriak karena saya usir. Lalu, tetangga terbangun dari tidur.
AKHIRNYA saya memilih pergi, untuk menunggunya di angkringan, sambil menikmati mendoan.
SAYA pikir jadi orang gila itu enak. Pikirannya terbang bebas, tidak ada beban. Ia tidak peduli dengan apapun yang terjadi, tidak peduli juga dengan orang lain di sekitar. Ia orang yang bebas. Orang gila punya kebebasan lebih dari orang waras.
ORANG gila bisa menikmati hidupnya tanpa peduli dengan orang lain. Orang waras kalah dengan orang gila. Yang gila punya kebebasan, tapi yang waras terperangkap dengan pikirannya. Pikiran yang waras sering kali memutar hidupnya, merasa sudah di depan, namun sebenarnya masih jalan di tempat.
ORANG waras sering kali berpikir jauh dari yang seharusnya. Terlalu berperasaan baik untuk memikirkan pendapat orang lain, padahal pendapat itu juga belum tentu benar. Yang waras terlalu banyak mendengarkan orang lain, dari pada berdiam diri untuk mengikuti kata hatinya yang bebas.
ORANG gila itu punya hal – hal “waras” yang tidak dimiliki oleh yang merasa dirinya waras. Ia mampu jalan tanpa arah, mengikuti arah hatinya, ia punya pilihan dan tidak ada siapapun yang mampu menahannya. Ia hidup seperti angin, kemana angin berhembus, ia tetap hidup bebas.
SAYA terdiam. Malam ini saya belajar. Bagaimana hidup bebas, tanpa memikirkan beban. Imajinasinya terbang bebas, dan tidak terperangkap dengan penglihatan sekitar. Saya terdiam. Memilih pulang ke rumah.
DAN ternyata ia sudah tidak ada, mungkin ia sudah pergi mengikuti arah angin...
0 komentar: