#3

Sunday, April 14, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Saya tidak habis pikir.  Beberapa hari ini saya belajar dari  duka.  Tak menduga, kenapa  tiba – tiba saya dihadapkan dengan kehilangan. Satu orang teman saya kehilangan ayahnya, kemudian beberapa hari lagi, saya harus datang untuk hal yang sama.

Saya juga berpikir, kenapa harus mereka yang kehilangan. Kenapa tidak orang lain yang lebih siap. Walaupun saya tidak yakin ada yang siap dengan kehilangan.

Apakah setiap orang berhak untuk protes, “kenapa harus saya yang mengalaminya ?”

Mengapa orang baik pergi lebih cepat ?

Bukankah masih ada orang yang di luar sana yang merasa tidak berhak hidup karena orang lain tak menginginkannya hidup.

Sebagian mungkin bertanya mengapa saya yang harus hidup.

Andaikan hidup dimulai dengan menjawab. Apakah saya siap hidup ?

Saya dibuat bingung setengah mati.  Bukan karena tidak bisa bertanya tapi karena tidak bisa menjawab pertanyaan.

Mungkin hidup memang harus dimulai dengan bertanya. Kenapa saya harus hidup ?

Akhirnya, saya  bingung harus menghadapi pertanyaan ini dari orang yang baru saja kehilangan,

“Kenapa harus saya ?”

“Gimana setelah ini ?”

Saya jadi coba bertanya juga dalam diri saya,  Apakah kehilangan selalu dalam bentuk konotasi negatif, apakah tidak konotasi positif.

Saya merasakan lebih dalam...

Apakah tidak ada penggantinya,

Apakah  tidak dipersiapkan rencana yang lebih indah setelah ditinggal.

Apakah hidup sejahat itu ??


You Might Also Like

0 komentar: