Baru,
Tidak ada sesuatu yang baru di
kolong langit ini. Semuanya adalah keterkaitan dan keterpolaan dari setiap
individual yang khas. Alam semesta, yang
ribet ini, berbagai macam bentuk, adalah percampuran masing – masing
yang khas. Strukturlah yang membangunnya menjadi sangat kompleks. Dalam
biologi, komunitas terbentuk dari populasi
dan keterkaitan itu berasal dari Sel yang membangun jaringan dalam organ.
Apa yang saintis temukan, adalah
bukanlah sesuatu yang baru. Ia hanya mampu menjelaskan pola alam yang dahulu
belum kita ketahui. Alam begitu sederhana.Neil Bohr, seorang saintis fisika
bilang, “alam menyukai kesederhanaan,”
sebelumnya ia juga bilang, “ tugas fisika bukalah menemukan bagaimana
alam bekerja, fisika adalah memikirkan apa yang kita katakan tentang alam,” Begitu
sangat sederhana semesta menjelaskan dirinya.
Tidak ada hal
yang baru di dunia. Hal yang baru adalah modifikasi hal – hal lama. Musik
mengenal nada ada tujuh macam. Melalui nada itu, lahir instrumentasi berbagai
bentuk. Campur adukkan saja tujuh nada tersebut menjadi sebuah lagu. Tidak ada
lagu yang baru, mereka terdiri hanya dari tujuh macam nada
do-re-mi-fa-sol-la-si , lalu kembali ke do lagi.
Filsuf yunani
kuno percaya bahwa semua yang ada di muka bumi terdiri dari empat macam unsur,
api, udara, tanah, dan api. Gagasan sederhana yang akhirnya mampu dijelaskan
dalam dunia sains modern, mendetailnya menjadi puluhan unsur dalam tabel kimia.
Kita kenal air, sumber kehidupan manusia, hanya terdiri dari dua unsur, dua
ikatan hidrogen dan satu oksigen. Air bukan hal baru, ia merupakan hasil perkawinan dari unsur lama.
Kemudian mata
kita tertuju dalam masa depan, kita bertemu dalam sebuah jalan persimpangan.
Bertemu dengan semua hal yang tak terkira. Memberikan waktu untuk berpikir,
mengapa ini terjadi. Alam menjelaskan tidak ada yang kebetulan, atau terjadi
karena tiba – tiba. Suatu saat Einsten, tokoh yang sedang saya baca biografinya,
menjelaskan rancangan keilahian tercermin dalam hukum – hukum indah yang
mangatur alam semesta. Pantas saja , saya mengagumi keteraturan pola pada tubuh
seekor zebra, atau pola tulang daun pada vegetatif dan generatif.
Suatu saat
nanti, kita berada dalam sebuah ruang untuk mencari jawaban keteraturan pola
dalam alam semesta, bahkan dalam hal absurd lain. Maka jawaban yang bisa
diterima adalah, “biarkan alam semesta bekerja, sesuai keinginannya,” Setiap maju bergerak, ia membuat kejutan,
sayangnya kita tidak dapat menentukan kejutan yang kita sukai. Buat saya, itu
tidak masalah.
0 komentar: