Apriori,

Wednesday, December 04, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Salah siapa kalau pikiran melambung jauh, bersikukuh untuk mencari hidup lebih baik. Saya terbangun dari tidur yang lama, sengaja ingin tidur lebih lama. Saya ingin lebih produktif bermimpi. Mimpi merasuki alam bawah sadar yang belum juga menyadarkan. Dimanakah ruang kenyataan?

Baru saja saya pulang dari seharian memantau realitas. Saya membuka sedikit demi sedikit celah lusuh kota. Saya menemukan detail kemunafikan dan keangguhan robot – robot di jalanan. Dimanakah ruang nyaman dari kebusukan manusia yang pintar berbohong.

Tidakkah saya selalu menyalahkan sistem yang sudah lama usang. Kemudian intelektual terjebak dalam arogansi tafsir buku – buku ekonomi. Lalu apa yang bisa diperbuat oleh kutukan dan umpatan.

Tidakkah saya seperti para pemuka agama, ahli kitab yang tidak bisa dikritisi, kemudian tidak malu mengatakan ini dan itu, sedangkan  hati bicara, "persetan dengan tingkah laku". Tidakkah nanti ada lagi orang yang ceramah soal keharmonisan keluarga tapi juga melakukan perceraian. Atau bicara soal moral tapi memakai duit umat, untuk kepentingan perut dan perut bawah.

Dalam lamunan yang telah lama juga, saya mendekati keputusasaan dari kebutuhan. Apa lagi yang dicari manusia selain persoalan agar ia tetap hidup. Hidup bukan dengan sekedar makan. Tapi bisa mencari hidup dengan tenang. Mana yang lebih baik hidup dengan tenang atau makan dengan enak.

Tidakkah saya pencari masalah dan kesalahan terbesar. Pembungkam ulung demi kepuasaan harga diri. Dimanakah harga diri diantara manusia, dinilai menang kalau bisa mengalahkan orang dengan kesalahan.

Lupakan soal pertanyaan. Lupakan soal tulisan ini juga. Lupakan ...

Saya ingin larut dengan lamunan kemudian tertidur lalu bermimpi lagi.. 




You Might Also Like

0 komentar: