Tuhan yang Maha Baik
Tuhan yang Maha baik, dimanakah hati yang terbuka itu,
dimanakah langkah yang yakin itu? Jika pagi – pagi aku terbangun dengan mimpi
buruk, hingga aku bangun dengan terburu – buru. Hati yang tertuju pada
ketakutan demi ketakutan. Dimana petunjuk yang benar itu?
Tuhan yang Maha Baik, berilah terang yang terpancar di celah
– celah lorong hitam ini, seringkali aku tersesat, karena labirin – labirin di
lorong itu begitu ribet. Hingga aku
tersandung pada batu yang sama berkali – kali. Bolehkah aku keluar untuk
meragukan petunjuk itu.
Tuhan yang Maha Baik, katanya ikutilah angin yang tersepoi,
kemana pun perginya, hingga aku tahu kemana garis akhirnya, tapi dimanakah
jalannya, semua gelap dan tidak ada cahaya. Apakah angin itu sedang bercanda,
hingga membawaku bermain, tapi apakah aku kurang piknik, sampai aku dibawa
bermain – main.
Tuhan yang Maha Baik, katanya berharaplah walau kecil, tapi
harapan kecil membuat malas bergerak kemana pun, lalu untuk apa lagi punya
harapan, harapan yang kecil sama saja tidak usah miliki harapan, bukan ? jangan
– jangan memang harapan hanya ilusi di pagi hari, karena mabuk semalam.
Tuhan yang Maha Baik, mohon kasih tahu, dimana jalan keluar,
sehingga tidak perlu mencari jalan sendirian, aku seringkali takut dan lemah,
tidak ada kah jalan lain, atau kalau ini permainan, selesaikan saja permainan
ini, lalu ulangi dari awal di tempat bermain yang beda.
Tuhan yang Maha Baik, Kalau pagi – pagi ada orang yang
meracau, masihkah didengar suaranya, padahal Ia sendiri juga ragu – ragu,
apakah ada yang mendengar,
Tuhan yang Maha Baik, benar dan salah itu relatif kan,
tergantung sudut pandang siapa dan dimana, hingga yang salah bisa juga benar,
dan yang benar juga bisa salah, jadi jangan benarkan dan salahkan aku ya, kalau aku mulai
menyalahkan kebenaran, dan membenarkan kesalahan,
Tuhan yang Maha Baik, Masakah tidak mendengar suara manusia
yang daif ini, berilah sedikit saja, celah itu, sehingga aku tahu dimana cahaya di jalan keluar itu.
0 komentar: