Ombak,
Ombak mangajarkan banyak hal. Ia tiba- tiba tersapu angin laut mendekati bibir
pantai. Ombak juga mengajarkan banyak hal kenapa bergerak tak diminta lalu
terombang ambing di telah lautan lepas. Kamudian sampai dipermukaan pasir mejilat
kehangatannya kala siang.
Suara gemuruh ombak bersahutan di tengah lautan lepas. Tak
tahu apa yang dirasakan. Bau asin air laut sebanyak itu dapat menghilangkan resah. Ombak juga mengajarkan banyak
hal. Ia tak mau dipaksa untuk kembali ke lautan lepas, tapi tetap juga kembali.
Pasir pantai di kala senja juga mengajarkan setiap bekas langkah
kaki yang tersapu ombak jangan diingat kembali. Pasir pantai dan ombak dibiarkan
saling beradu di kekuatan mekanik. Saling tarik menarik.
Lihatlah bekas langkah kaki yang sudah terlalu dalam terinjak
pasir telah tersapu ombak. Jalan baru yang di depan lebih indah daripada sekedar senja. Matahati berwarna kuning
mungkin saja tidak nampak karena mendung. Matahari bisa saja tidak muncul tapi
toh tetap saja bisa nikmati ombak. Mungkin hari tidak sempurna, tapi tidak apa - apa, lagipula siapa yang butuh kesempurnaan.
Pantai di kala senja juga pernah mengingatkan, tertawa
adalah sebuah keniscayaan. Lagi pula meratapi tidak akan membuat lebih baik.
Pasir pantai dan ombak menjelaskan konspirasi alam dari Sang Semesta.
Kemanakah perginya bekas jejak kaki di pasir jika tidak terhempas angin laut dan tersapu ombak. Pantai di kala
senja sudah sepakat, pagi tidak akan pernah ingkar tentang ketenangan dan
kesenangan. I hope you also feel the
same way.
0 komentar: