Mengapa menggunakan ‘meretas’, bukan yang lain ?

Wednesday, October 05, 2011 Standy Christianto 0 Comments


Setelah melihat perbincangan menarik mengenai editorial majalah Agrica edisi 2011, berjudul “meretas kolonialisme, membangun agroindustri”. Tentu yang paling bertanggung jawab terhadap tulisan tersebut adalah redaksi. Kebetulan saya bagian dari redaksi penerbitan majalah dan juga pelaku yang mengunakan kata ‘meretas’ itu.

Kata ‘meretas’ yang kami pakai merujuk pada versi KBBI, yang ada di sekre kami. Beberapa juga menyimpan versi digital (.pdf). Sebenarnya, sebelum menemukan kata tersebut kami sudah kepikiran untuk menggunakan kata ‘melawan’, ‘menghantam’, ‘memerangi’, dan kata-kata lain. Sayangnya, menurut pemahaman kami, kata tersebut tidak cocok bila dihadapkan dengan ‘membangun agroindustri’. Secara tidak sengaja terlintas kata ‘meretas’ di kepala. Lalu saat merujuk ke KKBI, kata meretas adalah memutuskan benang-benang pada jahitan

Logika yang kami pakai dalam kata ‘meretas’, ibarat seutas tali menjerat suatu benda dengan kuat, kemudian tali tersebut dibuka satu per satu. Seperti jahitan benang, yang biasanya di buka secara perlahan. Bukan makna meretas, yang membuka seperti kran air yang langsung mengucurkan air dengan deras, atau membuka tutup botol, kemudian langsung menuang isi botol ke dalam gelas.

Maka kami menganggap makna kata ‘meretas’ ini cocok bagi Agroindustri. Pemahaman kami terhadap agroindustri adalah sebuah proses pembangunan yang  bertahap, secara sedikit demi sedikit. Kami  bermaksud memberikan pemahaman bahwa melepaskan dari jeratan kolonialisme secara perlahan, sedikit demi sedikit dengan pembangunan agroindustri. Mungkin, penjelasannya bisa dilihat isi editorial atau isi majalah kami.

Lalu kenapa tidak cari aman, memilih kata lain ?? masalahnya, kami tidak atau mungkin belum menemukan kata lain itu. Kata ‘melawan’ dianggap tidak cocok karena terkesan sebuah makna yang frontal tidak sesuai dengan pembangunan agroindustri. Begitu juga ‘mendobrak’, kami kira ‘memutus’ juga demikian.

Kata meretas, memang sering digunakan oleh KOMPAS, kata itu juga menginspirasi kami untuk digunakan. KOMPAS sering mengunakan kata itu, misalnya : meretas kemiskinan, meretas krisis, dan lainnya. Karena kami berlangganan, mungkin secara tidak sadar terlintas di otak kami untuk digunakan. Selain itu juga, karena kebijakan redaksi menyarankan untuk redaksional berkiblat pada KOMPAS dan TEMPO. Istilahnya “bertutur a la KOMPAS, tapi lugas a la TEMPO”. Kami juga menyadari, proses pembelajaran tidaklah sempurna. Maka, kritik dan masukan sangat diperlukan bagi perbaikan majalah kami ke depan. Redaksi sudah sangat hati – hati mengunakan kata ini. Tidak menyangka ada yang melihat sedetail ini. Terima kasih atas kritik dan sarannya… :D


0 komentar: