Rapat

Tuesday, February 19, 2013 Standy Christianto 0 Comments


Ruangan itu tampak besar. Meja sengaja disusun melingkar dengan microphone di meja, menandakan itu ruang rapat. Suasana pun tampak tegang. Maklum, itu rapat petinggi lembaga pendidikan tinggi.
Disisi lain, siapapun yang baru pernah disana akan merasa nyaman. Sandaran kursinya tinggi dan empuk. Ruang pendingin pun memanjakan suhu sekitarnya. Sampai – sampai peserta rapat sesekali tertidur.
Di tengah kedinginan, pikiran saya melesat jauh ke belakang , dalam hati muncul pertanyaan, apakah rapat – rapat penentuan bayaran kuliah sebelumnya juga seperti ini?
Rapat dibuka dengan perbandingan nilai nominal uang kuliah di beberapa universitas lain.  Layar menunjukkan bayaran tertinggi sampai terendah. Saya tidak melihat biaya kurang dari 3 jt/semester disana. Mudah-mudah saya tidak salah melihat bahwa biaya termurah adalah 4 juta.  Saya pikir, itu representatif dari bayaran kuliah Perguruan tinggi negeri di Indonesia saat ini. 
Namun saya tidak habis pikir dengan respon petinggi – petinggi lembaga pendidikan ketika meilhat layar tersebut. Saya juga tidak bisa menebak alasan mengapa  pemimpin rapat menunjukan biaya perguruan tinggi lain di awal rapat.  Yang saya tahu, setelah itu mereka mulai menentukan ragu – ragu dengan membandingkan nominal biaya kuliah tempat lain.

0 komentar:

#Reflektif

Monday, February 18, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Berpikir dalam tentang jalan pikiran. Tak memberikan ruang untuk menerjemahkan apa yang ada. Tak terdefinisikan apa yang terlintas.  Kadang membangun jalannya sendiri bahkan dalam keterbatasannnya. Atau mungkin Justru sengaja dibuat terbatas agar bisa menjelaskan mengapa terbatas.

Semua bisa dijelaskan, kecuali ketidakberhinggaan. Bandul akan dibiarkan bebas tebentur bandul lain. Tidak terbatas, kecuali benar – benar letih berbenturan. Memikirkan yang tidak seharusnya dipikirkan akan membuat semakin jelas berpikir.
Biarkan air mengalir sampai beradu kuat dengan bongkahan batu besar. Kontemplasi adalah memberi kesempatan gerak rasio dalam ruang intuisi untuk saling beradu. Biarkan itu terjadi.
Ide tak bersekat, bahkan dalam bongkahan kepala, masih ada imajinasi.  Tidak terlihat bukan berarti tidak ada.
Dengarkan dari suara gemericik sampai suara raungan.
Rasakan dari halus sampai kasar.
Ia tidak pernah terbatas. Jangan bunuh dia dengan keterbatasan...

0 komentar: