Kuatir,

Tuesday, September 08, 2015 Standy Christianto 0 Comments

“Kuatir tidak bisa menambah sehasta saja dalam hidupmu”, kata – kata itu menjadi pembuka tulisan ini yang berisi keresahan. Dalam kehidupan usang, siapa pun tahu, ketidakpastian adalah keniscayaan. Kemudian dalam langkah yang tertatih, aku pun harus melangkah dengan yakin dalam ketidakpastian.

Mungkin kita beruntung, masih punya kuatir yang begitu besar, agar otakmu terpakai, mungkin saja, sudah lama tidak terpakai. Walaupun kamu tahu bahwa kapasitas otak dengan kemampuan maksimalnya pun belum cukup untuk menebak ada apa di balik tembok besar yang kamu takutkan itu.

Langkah yang yakin. Hati yang mantap. Namun dipenuhi dengan ketidakpastian.

Teori The Law Of Attractive pernah mengatakan demikian, “alam akan menarik hal – hal yang kamu pikirkan, dan akan terjadi”. Menguatirkan hal yang negatif kemungkinan akan menarik semua energi negatif. Lalu aku menjawab, “dari mana datangnya kuatir.. ?” darimana datangnya kemampuan manusia yang berlebihan untuk mampu menebak – nebak ada apa di depan sana.

Bukankah kuatir juga salah satu ciri manusia yang modern, bahwa manusia bukan sekedar mamalia yang makan – tidur – main, tanpa mampu memikirkan apa yang di depan. Manusia bukan kambing yang hanya sekedar mengembik di pagi hari agar keluar dari kandang dan bermain di rumput hijau. Lalu pulang, kemudian mengulanginya terus menerus.

Tembok yang menjulang tinggi di depan, membuat otak manusia berputar – putar kemudian mengira- ngira ada apa di balik tembok.

Langkah yang terayun pelan – pelan, seperti detak jarum jam yang berputar searah otak yang berdetak juga.. tikk... tokk.. tikk... tokk.

Kalau kuatir tidak bisa menambah sehasta saja dalam hidupmu. Tapi merasakan kuatir itu adalah ciri dari kemanusiaan.




You Might Also Like

0 komentar: