Mengapa Mereka Manfaatkan yang Tidak Tahu ?

Monday, March 26, 2012 Standy Christianto 0 Comments


Entah apa alasan DLM menggunakan angkatan 2010 dan 2011 menjadi pelaksana Pemira. Seluruh  komposisi dalam KPR, BANWASRA, dan PPR adalah mahasiswa angkatan muda. Sejarah mencatat pemira yang baru pernah dilaksanakan beberapa kali ini tidak pernah berjalan mulus. Agak aneh jika Pemira BEM U yang sarat benturan kepentingan politis ini malah diurusi oleh angkatan yang sama sekali  belum pernah merasakannya.



Angkatan muda mungkin tidak tahu, pemira BEM U yang kali ini ditolak mentah – mentah oleh mahasiswa bukanlah yang pertama. Ajang perhelatan untuk mencari presiden BEM universitas ini, tidak pernah diterima dengan mulus. Dua tahun lalu, juga terjadi konflik besar. Pemira tahun 2009 dianggap cacat secara sistem. Satu pasangan calon menyatakan mundur di tengah jalan,  karena menganggap KPR hanya berorientasi hasil. Calon nomor urut dua menemukan kejanggalan dalam Pemira, terjadi pengelembungan suara diberbagai TPS.
Pemira tahun lalu 2010 juga demikian. Pemira diboikot. Di fakultas pertanian juga terjadi pemboikotan Pemira. Alasannya, MUSMA menyampingkan laporan pertanggungjawaban presiden. Hal ini disambut pemboikotan pemira di berbagai fakultas.  Pun kemudian, pemira ditunda pelaksanaannya.

0 komentar:

Terakhir

Friday, March 23, 2012 Standy Christianto 2 Comments

INI terakhir. Itu yang yang saya yakini, bahwa langkah terakhir adalah yang terpenting. Ribuan langkah telah terlewati, dari langkah pertama, kemudian setengah jalan lalu langkah terakhir.

SAYA mencari jalan, dengan segala kemampuan, bagaimana mengakhiri ini dengan baik. Saya juga mencari angka tertinggi.

KARENA hanya itu yang direkam oleh orang. Mereka tidak mau tahu. Dalam kompetisi, nomor dua tidak pernah diingat. Hanya nomor satu yang mendapatkan tempat. Begitulah kira – kira.

NILAI terakhir juga yang mudah direkam, katanya itu sebuah tolak ukur. Hal yang paling ironis adalah ketika orang sudah melupakan langkah sebelumnya. Padahal langkah – langkah selanjutnya juga tidak kalah baik, meski yang terakhir terpeleset.

ITULAH tuntutan kondisi jaman yang serba instan. Tanpa melewati sebuah proses. Kita menginginkan yang cepat. Langkah yang paling baik adalah bagaimana saya dapat menguasai dunia yang semakin liar ini dengan cara yang paling mudah dan instan. Saya sedang diperhadapkan dengan dunia yang membutuhkan kecepatan dan angka akhir.

MAKA dari itu, seminar dan penjualan tentang bak jamur di musim hujan. Motivator dan buku – buku mengajarkan tentang hal yang serba cepat laku keras. Kaya raya bisa menjadi hanya 5 menit. Lulus di perguruan favorit hanya satu bulan. Pengangguran mampu menjadi pengusaha hanya dalam waktu satu menit.

SAYA sedang diperhadapkan dengan keadaan yang semakin cepat. Dan memaksa saya untuk lebih suka yang cepat. Hanya nilai akhir yang menjadi tolak ukur bukan yang lain. Itulah sebabnya, saya seringkali merasa dan kadang juga merasa orang juga begitu.

2 komentar: