Ruang dan Waktu,

Tuesday, July 30, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Semakin bertumbuh akan semakin tahu, kenyataan memang lebih kejam.  Kenyataan merupakan ancaman buat mereka yang belum paham tentang apa itu ruang dan waktu. Ruang dan waktu menjadi hal utama dalam pertimbangan pilihan. Dunia membutuhkan kecakapan menempati ruang dan kecepatan waktu. Keduanya saling beradu dalam sebuah keberadaan.

Ruang menjadi tolak ukur kemampuan. Sifat air, ia mampu menempati ruang ke segala sisi. Mendesak dinding gelas mengikuti gesturnya, melekat dengan perbedaan jenis yang disebut adhesi. Ia dapat menjadi kawan dan melawan dengan menyaru kuat padahal sebenarnya ia berbeda. Ia menjadi kuat berdiri dengan eksistensinya tanpa bercampur dengan apa pun. Memiliki massa sendri, tolak ukurnya hanya satu : menempati ruang.

Nietzsche mengagumi manusia menjadi utuh dengan segala kemarahannya, dendamnya, dan juga ketakutannya. Ia pun tidak percaya dengan maaf, baginya itu adalah ketidakmampuan manusia melawan. Maaf adalah berhala bagi orang yang takut menghadapi perlawanan. Menghamba ketakutan akan menambah  perbudakan. Pemakluman maaf bukan sifat dasar, apalagi karena ketakutan sendiri mengahadapi sesuatu.

Ada lagi biang perbudakan. Manusia adalah budak waktu. Lebih dari apapun, setiap jengkal kehidupan dipaksa oleh waktu. Kita menghamba kepada waktu yang terus berkejaran. Kita menjadi manusia karena waktu. Bekerja untuk waktu. Dan itulah yang menjadikannya kita tetap hidup. Gaji dari waktu bekerja. Kita diperbudak oleh waktu.

Lihat saja orang yang dituntut menikah, karena keburu tua. Kosmetik laku keras agar tampak muda. Ia melawan keberingasan waktu. Ia punya pleidoi dalam bentuk zat kimia sintetik untuk menjelaskan, “saya bukan korban waktu yang lambat laun akan menua”.

Keinginan dipasung oleh waktu. Ia menjadi runyam, tidak lagi bebas berkeinginan karena waktu. Entah dalam bentuk uang maupun usia.

Ruang dan waktu tempat dimana manusia mangadu. Manusia yang tidak mampu menggagahi ruang dan waktu adalah orang yang terburuk sedunia. Ia tidak bisa menikmati ruangan ia berdiri. Jika tidak memiliki tempat berkontemplasi untuk mengurutkan hidupnya dari hari ke hari, ia tidak akan mampu menjelaskan makna yang terkandung.

Manusia membatasi dirinya dengan waktu, ia tidak akan bebas. Padahal di setiap kepala muncul sifat pembebas. Otak di biarkan mengalir bebas tanpa sekat. Teori evolusi mampu menjelaskan peradaban manusia yang semakin meningkat seiring dengan jumlah volume otaknya. Manusia purba memang tidak pernah memakai jam tangan. Sehingga kemampuannya meningkat, mampu berkarya sehari demi sehari.

Kodrat manusia menurut Marx adalah menghasilkan karya, alih - alih bebas berkarya, malah dipaksa bekerja. Selurus dengan itu, setiap jejak langkah akan meninggalkan bekas, yang saya sebut sebagai karya. Manusia tidaklah bekerja, tapi berkarya. Saya tidak suka dengan kerja, karena kerja sama dengan perbudakan. Tidak ada yang suka dengan perbudakan.

Konteks ruang dan waktu menjadi sangat sederhana buat saya. Ia melekat menjadi satu. Manusia sering kali tidak sadar ruang dan waktu adalah kemampuan manusia itu sendiri dalam memaknai keberadaannnya. Dimana ia berdiri, ia akan mecoba menempati ruang agar terus ia disana. Manusia diciptakan untuk survival. Kemudian seburuk – buruknya manusia, ia pasti akan melihat ruang untuk ditempati sedemikian rupa untuk berkarya, ia juga akan berbenturan dengan waktu yang terbatas dan berkejaran. 


0 komentar:

Baru,

Sunday, July 28, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Tidak ada sesuatu yang baru di kolong langit ini. Semuanya adalah keterkaitan dan keterpolaan dari setiap individual yang khas. Alam semesta, yang  ribet ini, berbagai macam bentuk, adalah percampuran masing – masing yang khas. Strukturlah yang membangunnya menjadi sangat kompleks. Dalam biologi, komunitas terbentuk dari populasi  dan keterkaitan itu berasal dari Sel yang  membangun jaringan dalam organ.

Apa yang saintis temukan, adalah bukanlah sesuatu yang baru. Ia hanya mampu menjelaskan pola alam yang dahulu belum kita ketahui. Alam begitu sederhana.Neil Bohr, seorang saintis fisika bilang, “alam menyukai kesederhanaan,”  sebelumnya ia juga bilang, “ tugas fisika bukalah menemukan bagaimana alam bekerja, fisika adalah memikirkan apa yang kita katakan tentang alam,” Begitu sangat sederhana semesta menjelaskan dirinya. 

Tidak ada hal yang baru di dunia. Hal yang baru adalah modifikasi hal – hal lama. Musik mengenal nada ada tujuh macam. Melalui nada itu, lahir instrumentasi berbagai bentuk. Campur adukkan saja tujuh nada tersebut menjadi sebuah lagu. Tidak ada lagu yang baru, mereka terdiri hanya dari tujuh macam nada do-re-mi-fa-sol-la-si , lalu kembali ke do lagi.

Filsuf yunani kuno percaya bahwa semua yang ada di muka bumi terdiri dari empat macam unsur, api, udara, tanah, dan api. Gagasan sederhana yang akhirnya mampu dijelaskan dalam dunia sains modern, mendetailnya menjadi puluhan unsur dalam tabel kimia. Kita kenal air, sumber kehidupan manusia, hanya terdiri dari dua unsur, dua ikatan hidrogen dan satu oksigen. Air bukan hal baru, ia  merupakan hasil perkawinan dari unsur lama.

Kemudian mata kita tertuju dalam masa depan, kita bertemu dalam sebuah jalan persimpangan. Bertemu dengan semua hal yang tak terkira. Memberikan waktu untuk berpikir, mengapa ini terjadi. Alam menjelaskan tidak ada yang kebetulan, atau terjadi karena tiba – tiba. Suatu saat Einsten, tokoh yang sedang saya baca biografinya, menjelaskan rancangan keilahian tercermin dalam hukum – hukum indah yang mangatur alam semesta. Pantas saja , saya mengagumi keteraturan pola pada tubuh seekor zebra, atau pola tulang daun pada vegetatif dan generatif.

Suatu saat nanti, kita berada dalam sebuah ruang untuk mencari jawaban keteraturan pola dalam alam semesta, bahkan dalam hal absurd lain. Maka jawaban yang bisa diterima adalah, “biarkan alam semesta bekerja, sesuai keinginannya,”  Setiap maju bergerak, ia membuat kejutan, sayangnya kita tidak dapat menentukan kejutan yang kita sukai. Buat saya, itu tidak masalah.  



0 komentar:

Narsisme,

Sunday, July 28, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Ada garis pemisah yang jelas diantara semesta yang sangat luas ini. Pertarungan narsisme di hadapan Tuhan salah satu penyebanya. Mereka mengambil dalil kitab suci untuk justifikasi. Garis itu dibuat sangat jelas, memisahkan yang mau dekat dengan Tuhan penciptanya.  Narsisme dihadapan Tuhan seakan memaksa manusia mampu untuk memilih daerah mana yang bisa mereka tempatkan. Garis itu memisahkan menjadi dua tempat :  suci dan keji.

Manusia menguasai daerah yang keji dan suci. Mereka punya tesis, yang terlanjur berdosa di hadapan Tuhan tidak akan dapat tempat dimana pun. Baik di semesta atau kehidupan setelah kematian. Mereka  memisahkan diri, menarik diri untuk mencari Tuhan di tempat suci dan tidak bernoda agar dapat sorga kelak.

Di daerah tempat yang berdosa, tidak ada tempat lagi untuk percaya kepada Tuhan. Apalagi, diberikan kesempatan untuk menikmati ketenangan menjadi manusia. Tidak ada kesempatan mereka untuk mencari kebutuhan dasar sebagai manusia  : bertahan untuk hidup.

Bahkan ada yang seakan mewakili Tuhan untuk menciptakan neraka di bumi. Mereka mencari – cari orang berdosa di tempat pelacuran, di tempat kumpul preman,  di hotel melati, dan warung minuman keras.

Narsisme bisa jadi tidak hanya di depan manusia lain, tapi juga dihadapan Tuhan. Narsisme juga lahir dari menjalankan dalil kitab suci, melakukan yang baik bagi Tuhan.

Narsisme dalam bahasa kita, adalah hal (keadaan) mencintai diri sendiri secara berlebihan. Mencintai diri sendiri mulai masuk ke ruang kesalehan. Diri sendiri merasa (pasti)  dicintai oleh Tuhan dengan tindakan – tindakan kealiman. Apalagi jika mampu menghanguskan manusia berdosa dihadapan Tuhan. Mereka merasa (mampu) mewakili Tuhan.  Mereka ingin menjadi nabi, polisi, atau semacamnya, untuk menjaga kata – kata Tuhan agar tidak diselewengkan. Yang penting membumihanguskan yang berdosa. Bumi adalah neraka buat mereka yang belok di jalanNya.

Apakah Tuhan ditemukan di orang – orang yang narsisme, saya tidak tahu. Tapi yang saya tahu membuat orang yang mencari Tuhan akan berhenti. Berteriak dengan nama Tuhan dengan kekerasan kepada manusia, sama saja melakukannya itu secara verbal kepada Tuhan. Nama Tuhan menjadi tercemar.

Manusia mana yang mau hidup dengan dosanya? Jika ia tidak terpaksa, terjerumus, atau yang paling parah memang prilaku yang buruk. Lagipula manusia mana yang tidak berdosa? Manusia adalah mahluk paling hina.

Pencarian terhadap Tuhan tidak akan pernah selesai, kecuali jika hidup telah berakhir. Bagi orang yang percaya dengan adanya kehidupan setelah kematian, telah disiapkan tempat untuk mereka yang suci dan berdosa.

Justifikasi biarlah diserahkan kepada kehidupan lain setelah kematian. Yang saya pahami manusia harus dihargai oleh manusia, tanpa indentitasnya, apa pun agamanya, suku, etnis, prilakunya, bahkan dosanya...



0 komentar:

Puzzle,

Friday, July 19, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Manusia seperti puzzle, begitu yang saya tahu. Sebelumnya saya menyakini bahwa manusia seperti besi, manusia menajamkan manusia lainnnya. Layaknya, besi menajamkan besi. Setiap manusia dilahirkan untuk bergesekan  untuk manusia lain. Semakin lama ia bersentuhan dan beradu dengan yang lain semakin ia peka bahwa hidup tidak sendirian : ada saya, kamu, dan mereka.

Hari ini saya bicara soal puzzle. Puzzle yang saya maksud adalah puzzle jigsaw. Saya ingin tahu siapa yang menemukan puzzle. Apakah si empunya saat menciptakan puzzle memiliki filosofi tertentu, sama seperti yang saya pikirkan. Ternyata puzzle bermacam – macam bentuknya. Puzzle diartikan dalam bahasa Inggris yang artinya “teka-teki”.  Setelah saya mencari – carinya di google,  Akhirnya saya menemukan puzzle yang saya maksud yaitu puzzle jigsaw.

Puzzle jigsaw ditemukan lebih dari 300 tahun yang lalu, tepatnya sekitar 1760 di London, Inggris, oleh John Spilbury. Ia seorang pemahat, ia membuat puzzle jigsaw untuk mengajari anak muridnya tentang geography, semacam permainan ‘peta buta’ kalau di Indonesia.  Pada tahun 1800 baru diperbanyak untuk dijual, sampai sekarang ini. Dari dulu dimainkan oleh anak kecil untuk melatih otak

Mungkin John Spilbur tidak tahu kalau filosofi tentang puzzle jigsaw sekarang dipakai oleh saya, dan beberapa orang yang setuju bahwa manusia diciptakan memiliki  perbedaan. Potongan puzzle ada sisi yang berupa lekukan – lekukan. Ada lekukan yang menjorok ke dalam atau keluar. Semua manusia memiliki lekukan yang berbeda. Ada yang memiliki lekukan pemarah, pemikir, periang,  dan ‘pe’ lainnya. Kemudian lekukan lainnnya dimiliki oleh manusia lain, penyabar, perasa, pemurung, dan ‘pe’ lainnnya. 

Lekukan-lekukan itu bicara soal perbedaan. Perbedaan adalah keniscayaan. Kesamaan adalah ketidakmungkinan. Karena setiap manusia memang unik dan berbeda. Ada yang suka nulis, ada yang suka baca tulisan ini. Beda bukan? Ada juga mungkin yang tidak suka dengan tulisan ini. Beda juga kan ?

Manusia harus menyadari bahwa ia manusia. Manusia harus memilih dengan kesadarannya. Jika ia tidak memilih dengan kesadaranya ia bukan manusia, ia berarti cuma seonggok daging mentah, layaknya benda yang tidak bisa bergerak kemana pun, kira – kira begitu kata Jean Paul Sartre.

Manusia dilihat dari sisi eksistensialisnya, Ia pasti egois.  Tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Karena manusia punya kehendaknya masing – masing. Anehnya, manusia dilahirkan dengan egois tanpa diinginkan oleh manusia itu sendiri.

Dalam keadaan yang berat, jika boleh memilih saya tidak mau dilahirkan. Dalam keadaan yang bahagia, saya bersyukur dilahirkan. Tapi saya tidak bisa memilih mau dilahirkan atau tidak. Tiba – tiba saya lahir. Lalu memikirkan “kenapa saya harus dilahirkan?”. dan ternyata saya punya teman bertanya, Sartre juga bertanya tentang ini, jauh sebelum saya dilahirkan.

Kemudian puzzle muncul dihadapan saya. Perbedaan dimiliki khas oleh satu orang. Mungkin kita cari kemana pun manusia yang sempurna itu harus “begini – begitu” tapi tetap saja tidak ada manusia yang sempurna. Pasti ada lekukan –lekukan. Manusia dilahirkan dari apa yang telah melekat pada dirinya kemudian bertemu dengan manusia lain.

Ada yang kecewa kenapa ketemu dengan manusia  seperti ini. Ada yang bisa terima bertemu dengan manusia kayak begitu. Ada yang mengagumi manusia lain karena bentuk fisiknya. Ada yang tidak sadar menyakiti manusia lainnnya. Ada juga yang tidak bisa terima perbedaan.

Manusia seperti puzzle. Ada sekian juta ribu lekukan yang tampaknya bisa menutupi lekukan diri sendiri. Ada yang minta dipertemukan dengan lekukan ‘seperti ini’, agar bisa menutupi lekukan pada dirinya. 

Manusia seperti puzzle dengan beragam lekukannya. Tiba – tiba kita bertemu dengan sekeping puzzle lain yang tidak terduga, diluar dari apa yang dibayangkan selama ini. Lalu mengapa bisa begitu ?

Sartre berpikir setiap orang yang dilahirkan memiliki eksistensialisnya pada diri orang lain, kemudian akan merasa bahwa ia tidak bisa hidup tanpa orang itu. Sartre menyebutkan suatu hari nanti ada hal yang paling tidak disadari oleh manusia : menemukan sekeping pasangan puzzlenya. Dan ia sebut itu anugerah

0 komentar:

kalau waktu,

Wednesday, July 17, 2013 Standy Christianto 1 Comments

kalau saja waktu dibiarkan kembali, 
saat waktu itu, 
kalau saja waktu dibiarkan,
saat tepat waktu, 
kalau saja waktu dikembalikan, 
saat yang berhak datang, 
..
biarkan saja bila waktu bertanya, 
"mengapakah kau biarkan aku kembali..?"
aku jawab, 
"agar bisa mengulang,
dengan konstruksi yang murni,"

1 komentar:

hutan,

Friday, July 12, 2013 Standy Christianto 0 Comments

tidak semudah berkata,
dahulu kamu bilang "kenapa ?"
aku jawab, "tidak apa-apa,"
...
bagaimana kalau kembali ke jalan pulang,
tidak semudah berkata,
kalau dahulu aku bilang "tidak apa-apa," 
sekarang ? benarkah aku tidak apa-apa ?

0 komentar:

Saya,

Friday, July 12, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Saya ingin bisa menepi,
punya waktu menyendiri dan menyepi, 
Saya ingin bisa memahami,
punya waktu membaca dan menulis, 
Saya ingin bisa memberi,
punya waktu menjelaskan apa yang terjadi,
Saya ingin bisa mencari,
punya waktu menjawab  pertanyaan yang belum terselami, 
...
Kelak, adakah perkerjaan yang cocok untuk ini ?

*jawaban mau jadi apa*

0 komentar:

Taruhan,

Thursday, July 11, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Hidup adalah taruhan (mungkin) buat mereka yang percaya ada yang kalah dan ada yang menang. Taruhan (mungkin) mencari  kesenangan di atas kesedihan. Saya agak bingung memaknai hidup adalah pertaruhan. Mungkin ada yang bisa bantu saya.

Dalam pemahaman saya bahwa setiap pertaruhan adalah bukan pertarungan antara dua pihak yang saling memperjuangkan sesuatu. Tapi ada pihak yang menggantungkan sesuatu tapi tiba – tiba muncul pihak yang dianggap pecundang dan pemenang .

Jika ini sebuah pertaruhan lalu siapa yang diajak bertaruh ? Sang pencipta semesta? Ketidakmungkinan? Saya? Kamu ? mereka? Atau siapa ?

Bahkan Einsten pun tidak percaya Tuhan melemparkan dadu. Einsten pun tidak mau menggantungkan hidupnya dengan pertaruhan di meja judi. Bagian mana yang dianggap pertaruhan.

Analogi permainan lebih baik sepertinya. Dalam sebuah permainan ada sebuah peraturan yang harus dipatuhi. Sang pemain hanya boleh memainkan sesuai dengan aturan. Tidak boleh menawar aturan. Kecuali jika ada kesepakatan tertentu dari masing – masing.

Homo ludens begitu manusia disebut. Ia suka bermain dan menciptakan permainan. Maka manusia menciptakan kehidupan permainan. Dari kecil sampai dewasa ia suka bermain. Sejak kecil manusia diajarkan belajar sambil bermain. Artinya, tidak ada yang maksud  ‘main – main’ jika sedang belajar.  Tidak ada yang takut salah atau benar jika sedang bermain. Konotasi ini lebih baik dari pertaruhan. Pada akhirnya, hidup itu seperti permainan, tapi bukan juga bermain – main.

Dalam permainan juga punya persepsi, ada yang tidak mempersoalkan siapa yang menang atau kalah. Main tanpa saling curiga dan curang lebih baik dari pada hasil. Menang dari sebuah permainan adalah bonus dari menjalankan dari apa yang terbaik dari sang pemain. Let's play... 

0 komentar:

Ombak,

Wednesday, July 10, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Ombak mangajarkan banyak hal. Ia tiba-  tiba tersapu angin laut mendekati bibir pantai. Ombak juga mengajarkan banyak hal kenapa bergerak tak diminta lalu terombang ambing di telah lautan lepas. Kamudian sampai dipermukaan pasir mejilat kehangatannya kala siang. 

Suara gemuruh ombak bersahutan di tengah lautan lepas. Tak tahu apa yang dirasakan. Bau asin air laut sebanyak itu dapat menghilangkan resah. Ombak juga mengajarkan banyak hal. Ia tak mau dipaksa untuk kembali ke lautan lepas, tapi tetap juga kembali.

Pasir pantai di kala senja juga mengajarkan setiap bekas langkah kaki yang tersapu ombak jangan diingat kembali. Pasir pantai dan ombak dibiarkan saling beradu di kekuatan mekanik. Saling tarik menarik.

Lihatlah bekas langkah kaki yang sudah terlalu dalam terinjak pasir telah tersapu ombak. Jalan baru yang di depan lebih indah daripada sekedar senja.  Matahati berwarna kuning mungkin saja tidak nampak karena mendung. Matahari bisa saja tidak muncul tapi toh tetap saja bisa nikmati ombak. Mungkin hari tidak sempurna, tapi tidak apa - apa, lagipula siapa yang butuh kesempurnaan. 

Pantai di kala senja juga pernah mengingatkan, tertawa adalah sebuah keniscayaan. Lagi pula meratapi tidak akan membuat lebih baik.

Pasir pantai dan ombak menjelaskan  konspirasi alam dari Sang Semesta.

Kemanakah perginya bekas jejak kaki di pasir jika tidak terhempas  angin laut dan tersapu ombak. Pantai di kala senja sudah sepakat, pagi tidak akan pernah ingkar tentang ketenangan dan kesenangan.  I hope you also feel the same way.


0 komentar:

Berulang-ulang

Wednesday, July 10, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Saya sedang berandai-andai, saya boleh mengulang satu  hari saja. Hari dimana saya menyukainya dari pagi hingga  menutup mata. Saya menutup mata, "berikan saya hari ini lagi,". Hap. diperbolehkan mengulang. Saya tentu ingat apa saja yang terjadi pada hari itu.

Hal pertama yang dilakukan, "jangan mengulangi kesalahan," . Saya mencari celah dimana terjatuh. Saya tidak ingin jatuh lagi. Jatuh itu tidak enak, jadi saya tidak mau. Ini kesempatan untuk sempurna. 

Saya perhatikan detail demi detail. Ada kesalahan yang sengaja. Ada kesalahan  tidak sengaja. Hari itu harus sempurna, tidak boleh ada cacat cela. Saya berhitung, mengingat detik demi detik. 

Saya coba nikmati seperti hari yang tadi. Tidak terasa mau menutup mata lagi, 

lalu saya disuruh memilih lagi, "mau mengulanginya lagi ?"

Saya bertanya dalam hati, 

Rasanya hati kecil yang menjawab, " Tidak. Lebih baik menunggu kejutan esok, daripada kesenangan yang berulang-ulang,"

0 komentar:

Salah,

Wednesday, July 10, 2013 Standy Christianto 0 Comments

mari hitung kesalahan,
satu ..dua...tiga...empat...
teruskan, hitung
lima.. enam...emmmmmm..
kenapa berhenti,
takut, lupa, atau tidak sanggup,
...
yang mana,
lihat ke belakang, lupakan di depan,
lihat ke depan, lupakan di belakang,
 ..
sesempurna apakah manusia,
lalu hukumannya kembali ke masa lampau,
selayak apa manusia untuk surga,
seberapa besar dosa, agar ia tenang
siapa yang berhak menjawab,
..
salah itu pasti, hidup apalagi
hidup itu pasti, tanpa terkecuali,
ketidaksempurnaan manusia adalah
ketika ia sadar,  kemudian memaafkan dirinya.
..

0 komentar:

Kemana,

Tuesday, July 09, 2013 Standy Christianto 0 Comments

angin pun tidak tahu ia mau kemana,
lalu apa lagi yang diinginkan,
orang gila itu lebih baik,
ia kemana tidak berpikir,
apa lagi yang waras,
...
tidak kelihatan bukan tidak ada,
percaya bisa bukan dengan mata,
selama masih ada,
selama itu juga ada,
lalu mau apa lagi,
...
esok hari akan cerah,
percaya saja,                                                           

0 komentar:

Tanya saja,

Tuesday, July 09, 2013 Standy Christianto 0 Comments

kamu masih bertanya rupanya,
kamu bingung,
apa lagi aku,
lebih baik mana tanya atau jawab,
kata dibuat untuk mengata-kata,
otak sengaja berjalan menjawab,
...
kamu masih bertanya rupanya,
kamu bingung,
apa lagi aku,
lebih baik mana diam atau berkata,
diam tidak menjawab,
itu artinya apa,
...
kamu masih bingung,
aku juga bingung,
bersyukurlah masih bisa bingung,
...


0 komentar:

Turun

Tuesday, July 09, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Hujan masih saja turun
apa kau marah,
bukan...bukan itu maksudnya, 
bertanya saja,
kenapa turun terus, 
...
turunkan hujan di sudut saja, 
di ujung sana, 
siapa tahu lebih butuh, 
..
maaf bertanya lagi, 
kenapa turun terus,
.. 
malah balik bertanya, 
haruskah menunggu reda, 




0 komentar:

Tuhan dan Einsten

Monday, July 08, 2013 Standy Christianto 0 Comments

...
"Mr. Einsten, Do you Believe in God ?" 
Tanya Rabi Yahudi, Herbert Goldsten dari New York dalam kuliah umum tentang Teori Umum Relativitas di  California, Amerika Serikat, tahun 1921.
Einsten dengan tenang menjawab, 
"Saya percaya Tuhannya Spinoza yang mewahyukan diriNya 
dalam tatanan harmoni segala sesuatu yang ada, 
dan bukan Tuhan yang sibuk 
dengan nasib dan perilaku manusia,"
...

0 komentar:

kata - kata

Saturday, July 06, 2013 Standy Christianto 0 Comments

mata untuk memata-mata,
kata untuk mengata-kata,
rasa untuk merasa-rasa,
ada untuk mengada-ada,

0 komentar:

Kata Sartre,

Thursday, July 04, 2013 Standy Christianto 0 Comments

cinta adalah yang menemukan eksistensialisnya dalam diri orang lain yang ia sendiri tidak menyadarinya. #sadis.

0 komentar:

Pulang?

Wednesday, July 03, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Kenapa harus tunggu reda untuk pulang. 
Waktu turun, hujan tidak tunggu kamu kok.

*sekilas sendiri di sekre*

0 komentar:

Quo Vadis

Tuesday, July 02, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Bagaimana jika suatu hari yang panjang ada manusia mencari jalannya. Tidak tahu arah yang pantas. Ia mengikuti kata – kata. Kata – kata yang keluar dari mulut siapa saja. Jika saja manusia tahu kemana ia harus  berjalan. Jika saja, katanya, jalan bisa ditemukan saat sedang diam, kemudian datang tiba – tiba.

Begitulah. Ketika malam juga tak bisa membuatnya lebih dalam berpikir soal itu. Lalu apa lagi yang bisa diandalkan dari pertanyaan. Jika saja semua orang mampu mejalani tanpa bertanya mungkin manusia akan lebih baik. Lalu mengapa ada pertanyaan.

Jika saja benda juga bisa bertanya. Lalu pertanyaan apakah yang akan terlontar. Maukah ia digerakkan oleh manusia.

Jalan – jalan tak berarah malah membuat arah.

Bingung-sebingungnya manusia mencari jalan. Tentu lebih bingung Si Pembuat Jalan.  Siapakah yang bertanya tidak mendapat jawab,

Lagi – lagi bertanya,

Kalau saja matahari menjadi pusat tata surya bergerak sesuai pertanyaanya. Akankah ia bergerak.

Ada apa di luar angkasa, adakah pertanyaan. Adakah yang bertanya – tanya seperti ini. Ini yang mana yang membingungkan. Manakah pertanyannya. Temani saja untuk mencari jawaban ke atas sana lalu coba melihat ke bawah adakah yang bertanya juga ?

Bingung setengah mati tidak membuat benar – benar mati. Tidak apa - apa. Laksanakan saja. Tapi ada yang bilang harus benar – benar mati agar benar – benar hidup. Lah.

Ah, mau bertanya apa lagi ? apa lagi ? apa lagi?


*Tulisan ini lagi bingung. Setelah lulus, mau pilih apa ?

0 komentar:

Entahlah

Tuesday, July 02, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Jika seorang eksistensialis merasa hidupnya tak lengkap tanpa seseorang, itu artinya  ?

0 komentar:

Hei

Tuesday, July 02, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Hei, bisakah ceritakan bagaimana malam menyimpulkan,
Ketikan ..

Hei, bisakah dengarkan suara kecil memanggil,
Tergelak ...

Hei, bisakah tidur nyaman tanpa sapa,
Terbangun ...

Hei, bisakah tulisan ini bermakna,
Silakan ...

Hei, bisakah rasakan desir nafas meniup kehidupan,
Terima kasih ... 

0 komentar:

Kalau

Tuesday, July 02, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Kalau saja ruang bisa memberikan lebih banyak sudut. 
Tentu tidak akan ada lagi pembaharuan,

Kalau saja tenang bisa memberikan kekekalan. 
Tentu tidak akan ada lagi kesalahan,

Kalau saja malam bisa memberikan kehangatan. 
Tentu tidak akan ada lagi siang,


Kalau saja "terima kasih" bisa memberikan segalanya. 
Tentu tidak akan ada lagi "maaf",

0 komentar:

Kritik

Monday, July 01, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Saya manusia, bukan barang pecah belah. jika baik untuk manusia lain. Lakukan saja ke saya, jangan takut pecah

0 komentar: