Aktivis Bodoh

Sunday, July 22, 2012 Standy Christianto 3 Comments


SENGAJA diawali dengan kata bodoh. Entah ini terlalu kasar atau tidak. Ini memang sengaja dibuat untuk menyinggung. Istilah yang sering dipakai bagi orang yang menghabiskan lebih dari separuh kuliahnya untuk organisasi. 

TEORI kuliah mengurung kita dalam empat tembok ruang kelas. Pertarungan di  ruang ujian menjadi penentu siapa yang menang. Nilai akhir di kertas ujian menjadi tujuan utama. IPK menjadi harga mati. Laporan menjadi keramat.

SAYA sendiri tidak anti dengan kuliah. Bukan juga mendewakan nasakom (nasib satu koma). Tugas kita kuliah. Benar. Saya setuju.

SAYA juga tidak sedang membodohi aktivis. Saya juga tidak medewakan kutu buku, atau kutu laporan. Saya hanya mengangkat realita kehidupan kampus dari dua sisi. Alih – alih mau objektif, maaf bila condong ke satu sisi.

SAYA tidak mau disebut mahasiswa yang mengabaikan kuliah. Atau orang seperti saya – menghabiskan waktu untuk organisasi – pasti tidak mau disamakan dengan saya.


KITA tahu kadangkala ada absen yang kosong, atau sengaja dikosongkan. Saya tidak yakin bahwa absen yang kosong itu karena alasan organisasi. Bedakan orang yang tidak suka dengan bangun pagi dengan orang yang sibuk rapat. Organisatoris adalah seorang yang mampu memimpin, separuh pikiran dan tenaganya direlakan untuk orang lain, untuk keberadaan organisasinya. Bedakan organisatoris dengan bolosatoris (tukang bolos).

JANGAN tanyakan mereka : Kok tidak ada di kelas ? kadang kala proyek besar di organisasi memang harus mengorbankan jatah bolos 25 persen. Lebih baik pertanyaan itu diarahkan kepada mereka yang tidak sibuk organisasi, atau tidak juga kerja part time. Tanya kepada mereka yang  hedonis, tanyakan kepada mereka mahasiswa a la sinetron : hura – hura.

GAYANYA berantakan. Jauh dari kata rapi. Tidak mau ikut aturan. Sepertinya juga tidak paham soal deadline laporan yang keparat, (maaf ) maksud saya keramat.

IYA, keramat karena laporan begitu diagung-agungkan oleh banyak mahasiswa melebihi teman satu kostan. Rela bermeditasi berhari – hari di kamar sampai lupa kalau dia tinggal satu atap dengan orang lain. Kita maklumi, ada orang yang sedang bermeditasi dengan laporan yang keramat itu. Tidak bisa diganggu gugat.

AKTIVIS terlihat asal-asalan dan bodoh. Sering keliatan di kampus lebih dari waktu yang ditentukan. Yang lain sudah memakai toga. Kok ini masih disini. Masih berkeliaran. Masih keliatan.

AKTIVIS sejati tahu bahwa toga adalah sebuah pilihan. Bukan karena tidak bisa. Bukan karena nilainya mentok, tidak lulus persyaratan. Ia tidak mau, bukan tidak bisa

SEBENARNYA jika ia mau, bisa seperti yang lain. Mengerjakan laporan, kuliah – pulang, kuliah – pulang, tapi ia tidak mau lakukan itu. Ia memilih menghidupkan organisasi. Rela mengorbankan waktu demi memimpin orang lain. Mengerjakan tanggung jawab tanpa ganjaran IPK. Ia mau untuk berkorban untuk mendengarkan orang lain, berinteraksi dengan yang lainnya. Lebih baik lulus wajar tapi dengan pengalaman organisasi.

IA memilih mengikuti passion hidupnya. Tidak ingin menjadi lulusan TER-cepat tanpa pengalaman berdialektika.

IA tidak egois. Ia sadar sebagai mahluk sosial, sudah kodratnya berkomunitas dan berkumpul. Disana ia bisa menghargai dan menghormati perbedaan pendapat. Maka ia tahu kebahagiaan adalah berteman, bukan dalam kesendiriannya. Kerena ia tidak tinggal sendirian di bumi.

IA bukan mahluk egois yang pikirannya setinggi langit untuk dirinya sendiri. Ia tahu bahwa suatu saat nanti ia akan menghidupkan orang lain juga seperti ia menghidupkan organisasinya, minimal  keluarganya atau  perusahaannya kelak.

AKTIVIS bodoh. Sengaja saya pakai istilah itu agar menyinggung. Sengaja agar saya siap di bodoh-bodohi. Paling tidak jika nanti ada yang melontarkan. Saya sudah punya jawaban : SAYA TIDAK BODOH.






You Might Also Like

3 comments: