Inspirasi BELANDA Bagi Dunia

Thursday, May 10, 2012 Standy Christianto 0 Comments


Saya mengagumi perpustakaan di kampus. Ada yang berbeda. Setiap benda yang menempati sudut ruangan tidak tersisa untuk hal tidak berguna. Saat masuk pintu utama, kita sedang berada ruang sempit. Anehnya, kok tidak terasa sumpek ?

SAYA berhasil mewawancarai orang dibalik itu. Dialah Prof. Ir. Loekas Soesanto. M.P., Ph.D. Pengalaman bergelut di pers kampus tidaklah sulit untuk bertemu beliau. Pertanyaan utama saya, darimana ide memanfaatkan ruang sempit secara maksimal. 

PROF Lukas menjawab, itu lahir waktu kuliah di WAGENINGEN UNIVERSITY, saat menempuh gelar Doctor of  Philosophy (Ph.D) tentang mikrobiologi. Dari sana beliau belajar proses berpikir orang Belanda  menghadapi keterbatasan.

ADA dua hal. Pertama Prof. Lukas tidak merelakan sudut-sudut ruangan ada yang tersisa. Maka memanfaatkan panjang, tinggi, dan lebar ruangan untuk sebuah tujuan. Alhasil, kita melihat buku – buku tersusun memanfaatkan tinggi plafon. Untuk mengambil buku yang letaknya paling atas, harus mengunakan tangga. Kedua, membuat ruangan agar  mahasiswa yang bertambah setiap tahun dapat membaca buku berkualitas dengan nyaman walaupun sempit. Belanda yang telah menginspirasinya.

Perpus yang sempit, memanfaatkan tinggi ruang


BELANDA  (Koninkrijk der Nederlanden) secara harfiah berarti "Kerajaan Tanah-Tanah Rendah" [1] , juga telah melahirkan Winy Maas , Jacob van Rijs and Nathalie de Vries, yang berhasil mendirikan MVRDV, pelaksana arsitektur dan perancang kota yang telah MENDUNIA,  berbasis di Roterrdam didirikan pada 1991. MVRDV diambil dari inisial nama mereka [2]

Winy Maas , Jacob van Rijs and Nathalie de Vries

BELANDA merupakan negeri dengan lahan yang minim. Mereka berpikir jauh ke depan, bagaimana jika populasi di Belanda kian bertambah, alam habis, dan tidak ada lagi tanah bagi manusia. Pola berpikir menjadikan manusia sebagai pusat perhatiannya, namun  alam dan teknologi akan menentukan eksistensi manusia, sehingga alam dan teknologi juga memiliki peranan penting [3]

Architecture and urbanism are quantifiable and paramount to their work. They are following in the modernist tradition of attempting to deal with societal-scale problems (population explosion, changes in production, pollution) through re-organization of the city.” (MVRDV)

IDENYA dari negerinya,  BELANDA. Karya-karya MVRDV yang diaplikasikan di negara lain juga mengarah pada negara industrial sekarang, yaitu daratan buatan. Dunia semakin ‘sempit’, mendatang ruang tambahan yang dibutuhkan akan dipenuhi dengan cara menambah ruang secara vertikal ke atas. 

MVRDV,  Karya BELANDA untuk DUNIA,[4]


balancing barn' in suffolk, england, 2010

Unterföhring office campus, Munich, Spain


Pavilion Belanda, Expo 2000, Hannover 


the boutique shopping building Gyre in Tokyo


Gemini Residence, in Copenhagen, Denmark, 2005


SAYA jadi ingat ungkapan menarik, di buku The Elegant Solution: Toyota’s Formula for Mastering Innovation : Bagian terindah dari lukisan adalah pada bingkainya”. Bingkai adalah pembatas. Sulit dibayangkan jika lukisan tanpa bingkai. Keterbatasan itulah yang memacu kreativitas

"Leder nadeel heb z'n voordeel"

Kekaguman saya dengan keterbatasan perpustakaan, membuat kagum juga terhadap HOLLAND, Sama - sama memanfaatkan kesempatan dalam keSEMPITan. Pola pikir orang Belanda mampu diterapkan seorang Profesor  Indonesia. Belanda juga telah melahirkan  MVRDV bagi DUNIA. Kalau saya memiliki kesempatan belajar ke sana, saya akan membawa ide, mengubah keterbatasan INDONESIA !

Jika KAMPUS punya Prof  Lukas,
BELANDA Punya MVRDV,
Suatu saat INDONESIA harus bangga memiliki SAYA

You Might Also Like

0 komentar: