Kau dan Mimpi,

Monday, September 16, 2013 Standy Christianto 0 Comments

Halo Kau dan Mimpi,
Bukankah ada dimensi waktu yang  mengikuti manusia. Kesejarahanlah yang mampu dipakai oleh manusia itu sendiri. Berkaitan dengan dimensi kesejarahan itu, maka hidup manusia terbentang dalam tiga kurun waktu : masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa yang telah berlalu, masa yang telah dilalui dan masa yang akan dilalui.

Dan masa kini sejatinya adalah selaput tipis antara masa lalu dan masa depan.

Hari - hari ini aku memahami bagaimana manusia berhak berkeinginan di masa depan. Entah begitu mengasyikan hidup dalam imaji ke depan. Kau yang disana, yang sering kali bicara tentang mimpi, apakah kamu takut lagi bermimpi ?

Apakah aku tidak juga cukup menjelaskan setiap orang pantas untuk memiliki keinginan masa depan ? Entah mungkin terlalu lama kita berbincang hal basi. Sehingga kamu pun muak dengan itu. Atau aku sudah menjenuhkan untukmu.

Halo Kau dan Mimpi,
Sudah lama tidak bertemu untuk sekedar bersendau gurau atau apa pun itu. Salah aku mungkin yang tidak bisa mengajakmu pergi selain dunia yang penuh dengan ambisi.

Aku ingin sekali bertemu. Aku punya cerita. Aku punya kamar baru ukuran kecil. Kamar ini sangat dingin. Tapi tidak apa – apa. Hanya saja aku baru sadar kalau dingin bisa membuat menggigil dan mengilu. Aku bisa melakukan apa pun disini termasuk meneruskan membaca buku yang telah lama aku beli. Atau menuliskan ini sambil mengilu.  Mengilu karena rindu.

Halo Kau dan Mimpi,
Aku baru saja pulang melewati jalan dan kafe itu. Seingatku, pertama kali kita bertemu, aku melihat matamu berkelindan dengan lampu kekuningan di malam itu. Entahlah mengapa ingatan pertamaku adalah itu. Mungkin banyak yang dilakukan tapi aku hanya ingat itu. Kedua yang aku ingat adalah buku. Bagaimana aku tidak ingat , buku esai bahasa inggris itu ada masih di sampingku ketika tidur. Buku itu juga selalu aku ingat karena mimpi. Mimpiku untuk bisa cas-cis-cus berbahasa inggris. Buku itu yang membuatku semangat berlari kencang.

Entahlah mungkin aku yang terlalu basi mengajakmu berlari. Sehingga kamu asik  dengan yang lain. Kamu terlalu sibuk mungkin. Tidak ada satu pun alasan untuk mengganggumu. Jika aku mengganggu atau tidak, kamu pun bisa mengusirku secara diam -diam. Aku tidak akan tanya alasan, karena aku harus mengerti.

Atau aku yang tidak sadar kalau aku yang terlalu sibuk mengurusi para pelacur. Kalau pun aku terlihat sibuk, tetap saja makan dan tidurmu yang ada di pikiranku.

Halo Kau dan Mimpi,
Segala apa pun yang mengingatku, lagu adalah yang paling aku ingat. Aku memutarnya berulang kali sampai aku terlelap hingga terjaga dari tidurku, sekedar melihat pesan singkat pengantar tidur, memastikan apakah kamu sudah terlelap, kemudian aku tidur lagi. Seingatku lagu itu tanda optimisme kalau ada ketenangan dalam setiap langkah di pagi hari. Mungkin aku pernah bercerita, rumah adalah tempat yang paling nyaman buatku. Lagu itu mewakili itu. Perasaaanku begitu tenang dengan lagu itu.

Oh iya, entah bagaimana caramu mengingat aku, aku cukup beruntung, aku bisa pergi ke tempat itu lagi sekedar melihat senja di sore hari. Aku masih mengingat jelas, mungkin pasir pantai membantuku mengingat senyummu bermain air, maaf bukannnya aku tidak ingin melihat air dan riangmu bercampur kemudian membasahi celanamu. Aku tidak ingin kamu menggigil karena masuk angin, karena aku harus mengantarmu pulang dengan motorku.

Ya, motor yang memalukan itu. Ketika mengajakmu pergi lalu rusak di jalan atau mogok karena aku lupa mengisi bensin.

Halo Kau dan Mimpi,
Aku bisa mengingatmu dengan jelas, tanpa alasan apapun. Sejujurnya kamu boleh tidak mengingatku tapi kau harus terus bermimpi dan berkeinginan. Percayalah semesta akan membantu yang terbaik datang menghampirimu.  







You Might Also Like

0 komentar: